SURABAYA, MitraNews.co – Jawa Timur sempat terlihat masuk zona hitam dalam peta sebaran di infocovid.19.jatimprov.go.id pada Selasa, 2 Juni 2020. Akan tetapi, jika melihat peta sebaran pada Rabu, 3 Juni 2020, Surabaya terlihat zona merah sangat tua.
Berdasarkan data infocovid19.jatimprov.go.id, Selasa, 2 Juni 2020 pukul 19:04 WIB menunjukkan jumlah pasien positif Corona COVID-19 mencapai 2.748 orang di Surabaya. Dari jumlah tersebut yang sembuh ada 300 orang, dirawat 2.195 orang dan meninggal 253 orang.
Selain itu, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 3.083 orang. Rinciannya, dalam pengawasan 1.934 orang, selesai 1.146 orang dan meninggal tiga orang. Sementara itu, orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 3.771 orang. Rinciannya dipantau 529 orang, selesai 3.242 orang dan meninggal nihil.
Dari peta sebaran COVID-19, di Jawa Timur, sebagian besar wilayah di Jawa Timur sudah berwarna merah. Akan tetapi, dalam peta tersebut ada yang berwarna merah tua, sedang, dan biasa. Kepekatan warna tersebut terlihat dari jumlah kasus Corona COVID-19 di wilayah tersebut.
Dilihat dari peta sebaran infocovid19.jatimprov.go.id, jika jumlah kasus antara 17-32 warna masih merah terang. Kemudian akan semakin gelap jika jumlah kasus mencapai di atas 257-512. Warna peta berwarna gelap jika jumlah kasus di atas 2.049.
Tim Advokasi PSBB dan Survailans, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Dr Windhu Purnomo menuturkan, berdasarkan keterangan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 baik nasional dan provinsi mengumumkan dari jumlah kasus absolut harian. Surabaya dan Jawa Timur mencatatkan jumlah pasien positif Corona COVID-19 yang tinggi.
Jawa Timur mencatatkan jumlah pasien positif Corona COVID-19 sebanyak 5.132 orang hingga Selasa, 2 Juni 2020. Angka tersebut nomor dua setelah DKI Jakarta yang mencatatkan jumlah pasien sekitar 7.541 orang. Sedangkan Surabaya, Jawa Timur mencatatkan jumlah pasien positif Corona COVID-19 sebanyak 2.748 orang.
“Kasus di Jawa Timur jumlah absolute nomor dua di Indonesia, sekitar 50-65 persen disumbangkan dari Surabaya. Itu jika dilihat dari absolute,” ujar Windhu saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (3/6/2020).
“Hitam karena hanya dilihat dari jumlah kasus absolute saja, tidak dilihat dari Rt-nya. Belum komprehensif di dalam melakukan penilaian epidemiologisnya,” kata Windhu.
Windhu menambahkan, Surabaya memang pantas disebut zona merah sangat tua, tetapi ada kemajuan dalam penanganan COVID-19.
“Ini karena Rt-nya sudah 1,1 di beberapa hari terakhir meski masih fluktuaktif. Jelas tidak atau belum aman,” kata dia.