PEKANBARU, MitraNews.co – Candi Muara Takus di Provinsi Riau merupakan salah satu Candi peninggalan agama budha di Pulau Sumatra. Candi ini berada di Provinsi Riau dan berjarak 135 kilo meter dari kota pekan baru. Tepatnya di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar.
Jauh sebelum dijajah oleh Belanda 3,5 abad lamanya, peradaban di Indonesia diisi oleh beberapa kerajaan yang silih berganti menguasai bumi nusantara. Di Pulau Sumatra, ada Kerajaan Sriwijaya yang pernah begitu digdaya pada masanya
Sebagaimana kerajaan-kerajaan lain di Indonesia, setelah tumbang, Kerajaan Sriwijaya menyisakan banyak peninggalan yang kini dijadikan sebagai objek wisata sejarah. Salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang kini masih berdiri kokoh adalah Candi Muara Takus yang berada di propinsi Riau. Candi ini merupakan candi bercorak Buddha dan merupakan satu-satunya bangunan candi di propinsi Riau.
Disekitar situs Sejarah Candi Muara Takus terdapat tembok yang mengelilingi situs candi yang memiliki ukuran 74 x 74 meter. Tembok tersebut memiliki tinggi sekitar 80 sentimeter dan terbuat dari batu putih. Diluar tembok ini juga terdapat tembok lagi yang dibangun dari tanah yang memiliki ukuran 1.5 x 1.5 kilometer yang memanjang hingga Sungai Kampar kanan. Dalam kompleks candi muara takus terdapat beberapa candi didalamnya seperti candi Sulung, Candi Bungsu, Palangka dan Mahligai Stupa.
Pendirian situs candi Muara Takus masih belum bisa dipastikan. Beberapa ahli sejarah mengatakan, candi ini dibangun pada abad ke-4, dan ada juga yang menganggap candi ini dibangun pada abad ke-7, ke-9 dan ke-11. Namun, candi ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya, dan menjadi salah satu peninggalan kerajaan Sriwijaya yang menjadi saksi kebesaran Sriwijaya pada masa itu. Kompleks candi ini juga telah diakui UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia pada tahun 2009 lalu.
Kompleks candi Muara Takus merupakan bangunan suci dimana pembangunanya diperkirakan berasal dari masa berkembangnya agama Hindu dan Budha di Indonesia. Asal usul candi ini masih menjadi misteri hingga sekarang, karena kurang ditemukanya bukti – bukti kuat yang berkaitan dengan candi ini. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa kerajaan Sriwijaya yaitu antara abad ke-4 hingga abad ke-11 Masehi.
Candi ini merupakan Candi Budha di Indonesia tertua yang pernah ditemukan di Pulau Sumatra yang bernuansa Budha. Hal ini ditunjukkan pada salah satu bangunanya berbentuk seperti stupa, dimana stupa sendiri merupakan lambang dari Budha Gautama.
Stupa-stupa seperti bisa anda temukan di candi sewu, yang juga salah satu candi agama Budha. Dan juga di Salah satu bangunan candi di muara takus juga terdapat yoni dan lingga yang menggambarkan jenis kelamin. Sehingga candi ini juga diperkirakan sebagai bangunan dengan perpaduan Budha dan Syiwa dimana arsitekturnya menyerupai bangunan candi-candi di Myanmar.
Penamaan candi Muara takus sendiri terdapat dua pendapat yang berbeda, dimana yang pertama adalah dimana nama candi Muara takus diambil dari nama sebuah sungai kecil yang bermuara di Sungai Kampar. Sungai kecil itu adalah sungai takus.
Sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa nama muara takus diambil dari dua kata yaitu “Muara” yang berarti Tempat dimana akhir dari aliran sungai, daerah tersebut bisa berupa laut atupun sungai yang memiliki ukuran lebih besar. dan Takus sendiri diambil dari bahasa China yaitu Takuse.
Baca Juga : Jelaskan 4 Langkah Cara Berobat ke Malaysia Saat Pandemi
Ta dalam bahasa China berarti besar, ku memililiki arti tua, dan memiliki arti kuil, dimana jika dirangkai menjadi satu kalimat berarti sebuah kuil atau candi tua yang berukuran besar dan terdapat pada Muara sungai.
Agama Hindu dan Budha memiliki konsep dimana setiap bangunan untuk tempat peribadahan harus memiliki sumber air yang dianggap suci. Dimana biasanya air tersebut dipergunakan sebagai media dalam upacara maupun ritual dalam agama.
Berbeda dengan beberapa candi yang berdri di Jawa yang menggunakan batu andesit sebagai unsure utama dalam bangunanya. Bangunan candi Muara takus terbuat dari perpaduan antara batu bata dan batu sungai. Batu bata untuk membuat candi Muara takus berasal dari tanah liat yang berada cukup jauh dari lokasi pendiran candi ini. Yaitu diambl dari desa ponkai yang letakanya sekitar 6 kilometer dari candi.
“Seperti yang kami kutip di sejarahlengkap.com Didalam kompleks candi Muara takus terdapat gundukan yang diperkiarakan sebagai tempat untuk membakar tulang manusia, dan diluar situs candi muara takus terdapat beberapa bekas bangunan yang sudah tidak berbentuk lagi, yang juga terbuat dari batu bata. Didalam kompleks candi Muara Takus terdapat beberapa candi yaitu candi mahligai, candi Tua, Candi Bungsu, dan Candi Palangka.
Candi Mahligai juga disebut Stupa mahligai memiliki bangunan yang paling utuh diantara candi – candi lain di komplesk candi muara takus. Stupa mahligai terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian atap, bagian badan dan bagian kaki. Candi ini memiliki dasaran berbentuk persegi panjang, dimana memiliki lebar 10.44 meter dan panjang 10.6 meter dan memiliki tinggi keseluruhan sekitar 14 meter. Bangunan ini mempunyai 28 sisi yang berada di sekitar bangunan utama candi, dan candi ini menghadap ke selatan.
Terdapat ukiran bergambar lotus ganda di bagian alasnya, sedangkan di tengahnya terdapat menara berbentuk silinder yang terdiri dari 36 sisi, dimana dibagian dasar sisi memiliki bentuk kelopak bunga. Dan pada bagian atas candi Muara takus berbentuk lingkaran. Candi Mahligai memiliki bentuk seperti menara yang mirip seperti yoni.
Dahulu, pada setiap sudut sisi dasaran candi terdapat patung singa yang sedang di duduk dan dibuat dari batuan andesit. Dan juga dibagian puncak menara, ada batu yang diukir dengan relief-relief, dimana salah satunya adalah lukisan daun oval. Candi Mahligai diperkirakan dibangun dalam dua tahap, dimana pada pembangunan terakhir adalah penambahan dari bagian kaki candi. Pada tahun 1978 candi mahligai mulai dipugar dan baru selesai paa tahun 1983.
Candi Tua, atau yang disebut candi sulung merupakan bangunan terbesar yang berada di kompleks candi muara takus. Sama seperti candi Mahligai, candi Tua juga dibagi menjadi tiga bagian, yatu bagian atap,badan dan kaki candi.
Pada bagian kaki candi terbagi lagi menjadi 2 bagian, dimana pada bagian pertama memilki tinggi 2.37 meter, sedangkan pada bagian kedua kaki candi memilki tinggi 1.98 meter. Terdapat tangga masuk dibagian timur yang memiliki lebar 4 meter dan juga di bagian barat selebar 3.08 meter yang dijaga dengan patung singa. Candi tua diperkirakan berbentuk lingkaran dengan diameter kurang lebih 7 meter persegi dan dengan tinggi 2.5 meter.
Candi Tua memiliki fondasi berbentuk persegi panjang dengan ukuran 31.65 meter x 20.20 meter dan memiliki 36 sisi. Dan Pada bagian atas candi tua sudah rusak, dimana berbentuk bundaran, dan tinggi candi tua ini sekitar 8.5 meter. Candi Tua dibangun dengan menggunakan batu pasir (tuff) dan batu bata cetakan. Candi ini juga pernah beberapa kali dipugar. Pada tahun 1990 candi ini dipugarpada bagian kaki bagian bawah di sebelah timur. Pada tahun 1992 hingga 1993 pemugaran dilakukan pada kaki bagian bawah dan kaki bagian atas.
Candi ini terletak disebelah timur candi mahligai, dimana hanya berjarak 3.85 meter. Bangunan candi bungsu dibuat dari batu bata merah dan memiliki panjang 13.2 meter, lebar 16.20 meter. Candi bungsu memiliki bentuk mirip seperti candi sulung, namun dibagian atas candi memiliki bentuk persegi. Pada bagian timur candi terdapat sebuah tangga yang dibuat dari batu putih dan juga terdapat beberap stupa yang berukuran kecil. Bagian alas dari candi bungsu mempunyai 20 sisi.
Salah seorang peneliti yang bernama Yzerman menemukan lubang di bagian pinggi padmasana stupa dimana didalam lubang tersebut terdapat abu dan tanah. Dan didalam tanah tersebut Yzerman menemukan tiga keeping emas. Sedangkan dibagian dasar lubang terdapat satu keeping emas yang bergambar trisula dan 3 huruf nagari. Dibawah lubang, Yzermen juga menemukan batu persegi, dimana pada bagian bawah batu terdapat gambar trisula dan 9 huruf nagari.
Candi Bungsu dibuat dengan menggunakan batu bata dan batu pasir. Dimana pada bagian utara candi dibuat dari batu pasir, sedangakan pada bagian selatan candi dibuat dari bahan batu bata. Diperkirakan, pada awal pembangunan candi bungsu menggunakan batu pasir, dan kemudian terjadi pembangunan ulang yang menggunakan batu bata.
Candi Palangka memiliki ukuran panjang 5.10 meter dan lebar 5.7 meter dan memiliki tinggi kurang lebiih 2 meter, dimana candi palangka terletak disebelah timur dari candi Mahligai. Bangunan ini sepenuhnya dibuat dari batu bata. Candi ini menghadap ke utara, hal ini ditandai dengan terdapat pintu masuk yang berada di sisi utara bangunan candi. Pada zaman dahulu, candi palangka diperkirakan dipakai sebagai Altar.
Sejarah Candi Muara Takus merupakan salah satu Candi Peninggalan agama Budha di Pulau Sumatra. Candi ini berada di Provinsi Riau dan berjarak 135 kilo meter dari kota pekan baru. Tepatnya di Desa Muara Takus, Kecamatan Tiga Belas Koto, Kabupaten Kampar. Untuk menuju candi ini, anda harus melaluinya dengan jalur darat dari kota Pekanbaru menuju ke Bukit tinggi, hingga anda sampai di muara mahat. Dari muara mahat, terdapat jalan kecil yang menuju Muara Takus. Dan berikut adalah penjelasan lebih detailnya.
Angkutan umum menuju Muara takus hanya beroperasi dari pagi hingga sore saja.
Dari kota Pekanbaru anda bisa naik trans Metro Pekanbaru, bus kota, atau angkot menuju Pasar Panam. panam merupakan daerah perbatasan antara kabupaten Kampar dan kota pekanbaru.
Di pasar Panam, Anda bisa naik superben (angkutan umum di Pekan baru) menuju Bengkinang dengan harga 50 ribu rupiah. Sebenarnya ada Superben dari Pekanbaru langsung menuju muara takus, namun untuk jurusan muara takus hanya beroperasi pagi hari dengan biaya 70 ribu rupiah.
Baca Juga : Mau berobat ke Malaysia, Cek Fasilitas Rumah Sakitnya di Pameran Ini
Setelah sampai di terminal bengkinang anda bisa langsung naik superben yang menuju Muara takus, namun superben menuju muara takus dari bengkinang hanya beroperasi sampai jam tiga saja.
Jika memang anda tidak menemukan superben menuju Muara takus, anda bisa naik angkot menuju pasar kuok dahulu dengan membayar 5 ribu rupiah saja.
Dari pasar kuok anda bisa cari superben untuk menuju desa muara takus
Mintalah kepada supir superben untuk turun di pertigaan menuju candi muara takus.
Dari pertigaan menuju candi muara takus, anda bisa berjalan kaki, atau jika anda tidak ingin kecapekan anda bisa naik ojek untuk menuju candi muara takus.