MitraNews.co, Jakarta – Wall Street Journal (WSJ) merilis podcast pada 24 Agustus dengan tajuk pelarangan makanan impor Jepang di banyak negara. Dalam perbincangan podcast tersebut, disebutkan Singapura telah menemukan makanan dari Jepang yakni sayuran terkontaminasi limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima.
Menanggapi hal itu, Badan Pengawas Pangan Singapura (SFA) memberikan klarifikasi.
Bantahan Singapura
SFA membantah karena pihaknya belum menemukan sampel sayuran yang terkontaminasi tersebut maupun produk makanan terlarang dari prefektur Jepang. Pihak SFA juga mengatakan bahwa podcast WSJ sebenarnya merujuk laporan pemerintah pada 25 Maret 2011 setelah bencana nuklir Fukushima Jepang.
Baca Juga :Â Persiapkan Ini Sebelum Anda Memutuskan Berobat ke Malaysia
“Podcast WSJ merujuk pada rilis media yang dilakukan oleh mantan Otoritas Agri-Food & Veterinary Singapura pada tahun 2011,” kata SFA, dalam klasifikasinya pada Minggu (03/09/2022).
Keketatan Sistem Keamanan Pangan Singapura
Pihak SFA menegaskan kembali bahwa mereka mengadopsi pendekatan berbasis sains dalam menilai risiko keamanan pangan.
“Makanan yang diimpor ke Singapura tunduk pada sistem pengawasan dan pemantauan SFA, yang mencakup pengawasan radiasi dan tindakan penegakan hukum akan diambil jika ada makanan impor yang ditemukan tidak aman atau tidak layak untuk dikonsumsi,” sambung SFA.
Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Singapura, Grace Fu turut memberikan pernyataan tentang keamanan pangan yang dikaitkan oleh keputusan Jepang untuk membuang air limbah Fukushima ke Samudera Pasifik.
Mereka meyakinkan bahwa telah dilakukan pemantauan impor pangan termasuk yang berasal dari Jepang.
“Badan Lingkungan Nasional (NEA) menilai bahwa rencana pembuangan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut oleh Jepang kemungkinan besar tidak akan berdampak pada air laut di atau sekitar perairan Singapura,” tambah Grace Fu.
Sebelumnya memang sudah banyak negara lain yang mengeluarkan protes, pembatasan hingga pelarangan impor makanan laut Jepang sejak Jepang mulai membuang air olahan untuk mendinginkan reaktor ke laut. Negara-negara itu adalah China, Hong Kong, dan Korea Selatan.
Source : detik.com