Ancaman Serius! Ilmuwan Sebut Virus Corona Menular Melalui Udara

366
Foto/Ilustrasi/Sindonews

SEATTLE, MitraNews.co – Lebih dari 200 ilmuwan dari seluruh dunia mempunyai pendapat berbeda dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait penyebaran virus Corona. WHO dianggap telah mengabaikan bukti bahwa virus Corona menular melalaui jalur lain dari yang selama ini diketahui.

WHO dan Pusat Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Amerika Serikat (AS) selama ini meyakini bahwa virus Corona hanya menular melalui dua cara. Pertama melalui droplet atau tetesan cairan dari orang yang terinfeksi dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

Namun para ahli menyatakan ada jalur ketiga penularan virus Corona yaitu melalui udara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa partikel yang dikenal sebagai aerosol dapat berada di udara untuk waktu yang lama dan terbang puluhan meter bahkan mampu mencapai orang yang jaraknya 1,8 meter satu sama lain.

“Kami yakin 100% tentang ini kata Lidia Morawska, seorang profesor ilmu atmosfer dan teknik lingkungan di Queensland University of Technology di Brisbane, Australia, seperti dikutip dari Los Angeles Times, Minggu (5/7/2020).

Baca Juga: Pemerintahan Trump Larang Maskapai China Terbang ke AS

Dia membuat kasus itu dalam surat terbuka kepada WHO, menuduh badan PBB itu gagal mengeluarkan peringatan yang sesuai tentang risiko tersebut. Sebanyak 239 peneliti dari 32 negara menandatangani surat itu, yang akan diterbitkan minggu depan dalam jurnal ilmiah.

Dalam wawancara, para ahli mengatakan bahwa transmisi aerosol tampaknya menjadi satu-satunya cara untuk menjelaskan beberapa peristiwa “penyebaran super”, termasuk infeksi pengunjung di sebuah restoran di China yang duduk di meja terpisah dan anggota paduan suara di negara bagian Washington yang mengambil tindakan pencegahan selama latihan.

Para pendukung penyebaran virus Corona melalui aerosol mengatakan masker yang dikenakan dengan benar akan membantu mencegah keluarnya aerosol yang dihembuskan serta menghirup partikel mikroskopis. Tetapi mereka mengatakan penyebaran juga dapat dikurangi dengan meningkatkan ventilasi dan mengalirkan udara dalam ruangan dengan sinar ultra violet di langit-langit.

Jose Jimenez, seorang ahli kimia Universitas Colorado yang menandatangani surat itu, mengatakan gagasan transmisi aerosol seharusnya tidak menakuti orang-orang.

“Ini tidak seperti virus yang telah berubah,” ujarnya.

“Kami pikir virus telah ditransmisikan dengan cara ini selama ini, dan mengetahui tentang itu membantu melindungi kami,” imbuhnya.

Dia dan ilmuwan lain mengutip beberapa penelitian yang mendukung gagasan bahwa transmisi aerosol adalah ancaman serius.

Para peneliti di China menemukan bukti aerosol yang mengandung virus Corona di dua rumah sakit Wuhan.  Baca Juga : Protes Cara Trump Atasi Demo Rasial, Pejabat Deplu AS Resign

Selain itu wabah di antara anggota paduan suara di Mount Vernon, Washington, yang pertama kali menggelitik minat para pendukung teori ini. Dari 61 penyanyi pada latihan 10 Maret, hanya delapan orang yang tidak sakit, meskipun seluruh anggota menggunakan pembersih tangan dan menghindari memeluk atau berjabat tangan. Dua orang kemudian meninggal dunia.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Shelly Miller, seorang profesor teknik mesin Universitas Colorado, menggali cetak biru aula gereja, spesifikasi tungku, lokasi anggota paduan suara dan jam kehadiran. Para peneliti menggambarkan gerakan penyanyi yang diidentifikasi sebagai orang yang tanpa sadar membawa virus untuk berlatih.

“Menghirup aerosol kemungkinan besar mendominasi penularan infeksi selama acara ini,” tulis para peneliti dalam makalah yang sedang menjalani tinjauan sejawat, menyimpulkan bahwa orang yang sakit, yang memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, tidak mungkin menghabiskan waktu dalam jarak 1,8 meter dari banyak penyanyi atau telah menyentuh permukaan yang sama dengan mereka.

“Kami percaya bahwa kemungkinan udara bersama di aula, dikombinasikan dengan emisi aerosol pernapasan yang tinggi dari bernyanyi, merupakan faktor penting yang berkontribusi penularan,” kata surat kabar The Times.

Menanggapi temuan ini, seorang ahli WHO terkemuka dalam pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Allegranzi mengatakan bahwa Morawska dan kelompoknya mempresentasikan teori berdasarkan percobaan laboratorium dan bukan bukti dari lapangan.

“Kami menghargai dan menghormati pendapat dan kontribusi mereka dalam debat ini,” tulis Allegranzi dalam email.

“Tetapi dalam telekonferensi mingguan, sebagian besar dari kelompok yang terdiri dari 30 lebih pakar internasional yang memberi nasihat kepada WHO tidak menilai bukti yang ada cukup meyakinkan untuk mempertimbangkan transmisi udara memiliki peran penting dalam penyebaran Covid-19,” imbuhnya.

Dia menambahkan bahwa penularan semacam itu akan menghasilkan lebih banyak kasus dan penyebaran virus yang lebih cepat.

WHO sendiri sebelumnya mengakui bahwa virus Corona dapat ditularkan melalui aerosol tetapi itu hanya terjadi selama prosedur medis seperti intubasi yang dapat memuntahkan sejumlah besar partikel mikroskopis.

CDC sendiri belum mengeluarkan tanggapan terkait laporan ini.