DPRD Pekanbaru, Indikasi Kebocoran Bansos Covid-19 Pemko Pekanbaru Capai Rp2,3 Miliar

322
Sejumlah anggota DPRD Pekanbaru melakukan sidak di gudang sembako bantuan Covid-19./ist.

PEKANBARU, MitraNews.co – Anggota DPRD Kota Pekanbaru Roni Pasla menduga, ada indikasi kebocoran anggaran dalam realisasi pembagian paket bantuan sosial (bansos) Covid-19 berupa sembako dari Pemko Pekanbaru. Ia menghitung totalnya sekitar Rp 2,3 miliar lebih.

Dijelaskan Roni, Pemko Pekanbaru sejauh ini sudah membagikan sembako dua tahap, yang pertama sebanyak 45.625 paket dan tahap kedua 60.625 paket.

Tahap pertama sebanyak 45.625 paket sembako ini dikerjakan oleh PT Sarana Pangan Madani (SPM) sebanyak 15.625 paket dan 30.000 paket dikerjakan oleh pihak Bulog. Sedangkan, angka 60.625 adalah bantuan tahap kedua kepada 45.625 penerima tahap pertama ditambah 15.000 KK yang datanya tercecer.

Lanjutnya, bantuan 30.000 KK diawal tadi, berisi beras 5 Kg, mie instans 1 dus, sarden 6 kaleng dan minyak goreng 2 liter serta gula. Harga per paketnya ditaksir Rp 248.068 yang sudah termasuk pajak.

Kemudian untuk tahap kedua sebanyak 60.625 paket ini berisi paket yang sama. Namun hanya berbeda di sarden saja. Sarden tersebut diganti dengan dua kaleng ukuran lebih besar.

“Hanya sarden saja yang ukurannya lebih besar pada paket baru ini, jumlahnya 2 kaleng dari yang semula 6 kaleng kecil, kalau yang lainnya sama saja. Tapi harganya menjadi Rp 170 ribu. Dari selisih harga inilah terjadi kebocoran yang mencapai angka Rp 2,3 miliar. Seharusnya paket kedua itu harganya dan jumlah paketnya harus sama dan tidak berbeda dengan paket yang pertama,” rincinya.

Sementara itu, anggota dewan lainnya dari Komisi I, Ida Yulita Susanti mengungkapkan bahwa hasil Inspeksi Mendadak (sidak) yang mereka lakukan di dua gudang paket bantuan sembako pemko, Kamis (28/5) kemarin terbukti bahwa janji Pemko Pekanbaru yang ingin menyalurkan paket sembako sebanyak 60.625 belum terealisasi. Saat PSBB tahap ketiga, ternyata baru disalurkan pemko sebanyak 1300-an paket saja.

Ida menambahkan, hasil sidak pihaknya ke gudang Bulog didapati bahwa paket tersebut belum disalurkan semuanya, meski PSBB tahap ketiga sudah selesai.

“Bantuan tahap kedua yang katanya 60.625 paket, ternyata baru 1300 paket. Ternyata cerita 60 ribu itu belum cerita berwujud. Masih wacana saja,” ungkap Politisi Golkar ini, Jumat (29/5).

Barang ini, lanjutnya, masih tertumpuk di Gudang Bulog dan belum dibayar oleh Pemko Pekanbaru. Sehingga, belum ada kepastian kapan bantuan ini akan disalurkan lagi ke masyarakat.

Tak hanya itu, paket sembako yang pada tahap awal bernilai Rp 248 ribu, pada tahap kedua hanya ditaksir senilai Rp 170 ribu saja. Padahal isi dari paket sembakonya tak jauh berbeda.

“Nilai tawar yang kedua ini Rp 170 ribu dengan barang yang sama, kenapa berbeda harganya? Apa yang membedakan? Kok bisa tahap pertama Rp 248 ribu, tahap kedua Rp 170 ribu? Ini harus dijelaskan, ini uang rakyat harus ada transparansi,” tutupnya.