DUMAI, MitraNews.Co – Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 yang digulirkan Pemerintah Kota Dumai sebesar Rp600 berupa uang tunai dan sembako rupanya tidak sesuai dengan pernyataan Walikota Dumai Zulkifli AS dan Kepala Dinas Sosial Kota Dumai Hasan Basari dari awal.
Walikota Dumai Zulkifli AS dan Kepala Dinas Sosial Kota Dumai Hasan Basari secara gamblang telah melakukan pembohongan kepada masyarakat. Pasalnya, bantuan yang disalurkan hanya berupa sembako seharga Rp282.200 perpaketnya dari Dinas Sosial Kota Dumai.
Menyikapi persoalan ini, media mencoba konfirmasi kepada Kepala Dinas Sosial Kota Dumai Hasan Basari. “Terserah saja mau dibilang apa hoax-hoaxlah. Niat Pemerintah membantu Rp600 ribu, uang itu balik khas daerah. Terserah saja masyarakat menilai bohong ya terserah saja. Silahkan saja kalau media beropini dan mau membuat berita,” jawab Kadisos Dumai, Hasan, Jumat (15/5/20).
Kemudian disinggung mengenai perencaan awal dan dinilai gagal, Hasan menjawab, “Itu penghematan. Ini perencanaan. Rencana terlaksana dan tujuan tercapai. Kalau mau konfirmasi langsung aja kepada pak wali. Itu konfirmasi dari saya. Kalau menilai itu perencanaan gagal itu sah-sah saja,” kata Hasan Basari mengaku hendak berbuka puasa.
Kemudian paket sembako yang sudah dibeli oleh Dinas Sosial Kota Dumai sebanyak 19.943 paket. Tahap pertama 14.143 paket sembako mulai didistribusikan kepada warga terdampak Covid-19. Paket sembako terdiri dari 10 kg beras, 1 kardus mie instan, 1 papan telur, 1 liter minyak goreng, 1 kaleng sarden, 1 kg gula, 1 kecap, 1 botol saos sambal, 1 kotak teh.
“Sedangkan mengenai harganya sendiri, sesuai harga perkiraan sendiri (HPS) paket sembako tersebut semula dianggarkan Rp300 ribu per paket. Namun dalam perjalanan harganya berubah menjadi Rp282.200 per paket. Ada penghematan sekitar Rp17.800 karena langsung dibeli dari grosir,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Dumai Hasan Basri.
Menyikapi pembohongan dan ketidak konsistennya Walikota Dumai Zulkifli AS dan Kepala Dinsos Dumai Hasan Basri, perihal bansos Covid-19 kepada masyarakat, Ketua DPC – PDI Perjuangan Kota Dumai, Uber Firdaus meminta kepada Walikota dan Kepala Dinsos meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kota Dumai karena sudah melakukan pembohongan.
“Walikota dan Kepala Dinsos Dumai harus meminta maaf kepada masyarakat, karena sudah berbohong. Celakanya bantuan dari yang mereka janjikan kepada masyarakat berupa uang tunai dan sembako baru terealisasi sembako dengan nominal harga Rp282.200 ribu dan uang tunai yang dijanjikan itu baru diusulkan ke Pemerintah Provinsi Riau,” katanya.
Padahal Wako dan Kadisos Dumai dari awal mengatakan bahwa bansos covid-19 yang disampaikan sebanyak Rp36 miliar dari hasil rasionalisasi APBD dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebanyak Rp100 miliar. Kemudian publik mengetahui bahwa anggaran itu sudah disiapkan Pemko Dumai untuk bansos Covid-19.
“Publik tahu anggaran sembako Rp36 miliar untuk dibagikan kepada 20 ribu kepala keluarga (KK) terdampak covid-19, tapi realita dilapangan mereka baru menyalurkan sembako seharga Rp282.200 ribu. Sedangkan uang tunai yang dijanjikan Rp300 ribu itu baru diusulkan ke Provinsi Riau. Kami menduga ini ada permainan,” cetus Uber Firdaus.
“Apapun namanya hari ini kita mendegar sama-sama bawasannya pemerintah tidak konsisten. Awalnya disampaikan 600 ribu, namun hari ini direalisasikan tidak sesuai apa yang disampaikan sejak awal. Kami dengan tegas DPC PDI Perjuangan Kota Dumai meminta kepada Walikota Dumai untuk meminta maaf kepada masyarakat,” tambah Uber.*(had)