Bocah TK Korban Cabul Teman Sekolah di Pekanbaru, Begini Kronologi Kejadiannya

25

MitraNews24.com, PEKANBARU – Dunia pendidikan kembali tercoreng dengan tindakan pelecehan sesama siswa yang tergolong masih umur balita yang terjadi di sekolah TPA, TK H Pekanbaru yang beralamat di jalan Bukit Barisan, Pekanbaru.

Kejadian yang memilukan ini terjadi pada 8 Agustus 2024 lalu, namun belum juga menemui titik penyelesaian dari pihak sekolah yang sudah mengakui bahwa kejadian ini merupakan kelalaian guru dalam menjaga dan mengkawal anak yang dititipkan oleh setiap orang tua di sekolah tersebut.

Orang tua korban SY, kepada awak media, Rabu 9 Oktober 2024, menceritakan kronolongis lengkap terkait kejadian yang menimpa buah hati nya, sebut saja korban berinisial Bunga (bukan nama sebenarnya berumur lebih kurang 5 tahun). Pada tanggal 8 Agustus 2024 tepat nya sore menjelang magrib, Saya, suami dan anak-anak sedang berkumpul di kamar tidur, sambil menunggu azan magrib dan sholat.

Seperti biasa suami saya selalu bercerita dan bertanya bagaimana hari ini di sekolah/TPA nya? dengan semangat Si Bunga menceritakan kejadian hari itu pada kami terutama pada papi nya.

Karena Bunga sangat dekat dengan papi nya, setiap hari ada saja laporan dan cerita yang ia sampaikan, dari mulai Bunga pernah di pukul kawannya, adik Bunga jatuh di kamar mandi dan hal lainnya.

“Karena kita berfikir hanya hal kecil dan tidak mempermasalahkan selagi anak anak kita baik baik saja, Namun ketika pada 8 Agustus itu Bunga di sela-sela azan magrib saat kita berkumpul tiba-tiba Bunga mau buang air kecil dan kita biarkan Bunga ke kamar mandi, ketika kembali lagi ke kamar tidur, dia mengeluh kemaluannya perih dan dia teriak kesakitan,” jelas SY ibu dari Bunga dan terlihat SY berkaca-kaca matanya sambil menahan kesedihan.

Lebih lanjut dijelaskan SY, setelah kita tanya dengan baik-baik kepada Bunga, ia menceritakan bahwa temannya berinisial R telah memasukkan jari di kemaluannya. Disitu kami sebagai orantua nya langsung terkejut shock campur aduk perasaan kami. kita ulangi lagi pertanyaan itu ke Bunga, dan ia menceritakan dengan sangat detail dan jelas dari mulai temannya ajak dia, paksa dia, kejar dia dan sampai membuka celananya. Kami langsung cek kemaluan  Bunga dan kita menggigil lihat kemaluan anak kami yang ruam memerah, dan sangat terpukul saya sebagai seorang ibu, kemudian papi Bunga bertanya, “Apa Bunga ada bilang atau mengadu sama guru-guru disana nak?? Bunga jawab udah, Bunga adu si R sama buk YT.

“Dengan badan menggigil saya menelfon kepala sekolah TK tempat bunga sekolah itu bernama buk YN. Saya menanyakan dulu apakah ada nama anak inisial R ini di sekolah itu? kemudian ibuk itu menanyakan kembali dengan agak terkejut, akhirnya saya sampaikan, bu YN masih merasa kurang yakin, dan saya matikan telfon saya telfon ke sekolah Bunga yang pagi, yaitu TK B, saya menelfon wali kelas Bunga menyuruh ibu RS itu cek semua kelas apakah ada bernama R. setelah ditelusuri tidak ada nama R. dan R itu hanya ada di Tk H / TPA Bunga & adik nya,” beber SY lagi.

Saya dan suami merasa tidak puas kita meminta bu YN selaku kepala sekolah untuk kumpulkan semua guru, dan termasuk R dan orang tua nya. untuk kita tanya bersama sama. Pada saat pertemuan itu, akhirnya setelah ditanya kepada R, ia mengakui ada memasukan jari ke kemaluan anak saya, dan ini ada bukti videonya.

“Kami meskipun sempat terpancing emosi, tapi kami tetap sabar, karena ini benar-benar kelalaian dari guru-guru yang tugas mereka menjaga anak yang kami titipkan. Tapi mereka sampai saat ini seakan menganggap ini masalah kecil dan tidak ada niat untuk menyelesaikan, bayangkan jika masalah ini terjadi kepada anak mereka, saya yakin mereka paham apa yang kami rasakan,” timpal suami dari SY.

Setelah kemaren kami di mediasi di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, diduga TPA/TK ini tidak terdaftar disana, dan pihak Disdik juga menyayangkan tidak melaporkan adanya masalah ini kepada pihak mereka. dan pada saat itu saya sudah menyampaikan bahwa kami dari pihak korban sudah membuat laporan kepada pihak Polresta Pekanbaru pada 26 September 2024 lalu.

“Kami berharap ini menjadi perhatian kita bersama, agar tidak terjadi lagi dengan anak-anak yang lain akibat kelalaian guru-guru, anak-anak kita bisa menjadi korban,” ketus SY lagi.

“Saat ini anak saya Bunga (inisial_red), sangat trauma dan tidak seceria seperti sebelumnya, padahal sudah banyak hal yang kami lakukan mulai dari membelikan mainan, ngajak jalan dan lainnya tapi mentalnya sangat terpukul apalagi saat mau di visum kemaren, dia berontak tidak mau dan makin parah kena mental anak saya,” kata SY.

Panglima Utama MPP LMB-Nusantara, Datuk Besar Muhammad Uzer saat dikonfirmasi menyampaikan untuk kasus yang terjadi di TPA/TK H Pekanbaru ini, saya meminta agar bisa segera di proses sampai selesai oleh pihak Polresta Pekanbaru. Tolong panggil dan periksa pihak yayasan tersebut apakah sudah memenuhi prosedur untuk membuka TPA/TK.

“Jika yayasan ini benar-benar belum terdaftar dan belum memenuhi standar, tolong ditutup sebelum ada korban lainnya. Dan tolong diperiksa juga apakah guru-gurunya emang sudah layak menjadi guru di TPA/TK,” Ucap Panglima Utama LMB-Nusantara, Datuk Muhammad Uzer.

Selain itu, pihak Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru tolong lakukan pengawasan kepada yayasan-yayasan yang membuka TPA/TK di Kota Pekanbaru ini, apakah sudah memenuhi standar mulai perizinan, fasilitasnya termasuk guru-gurunya juga.

Awak media sudah berusaha mengkonfirmasi kepada Ketua Yayasan TPA, TK Humairoh2 dan Kepala sekolahnya melalui WhatsApp, namun sampai berita ini diterbitkan belum ada tanggapan. (Ozora/rls)