BENGKALIS, MitraNews.co – Pj Bupati Bengkalis H Syahrial Abdi, mengapresiasi terobosan warga Desa Pangkalan Jambi, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis. Terutama semua kalangan yang terlibat dalam inisiasi serta realisasi objek Ekowisata Mangrove di desa tersebut.
Hal tersebut diungkapkan, Pj Bupati Bengkalis H Syahrial Abdi saat peresmian Ekowisata Mangrove Desa Pangkalan Jambi yang diresmikan langsung oleh Gubernur Riau, H Syamsuar akhir pekan lalu. Dikatakannya jika Ekowisata Mangrove Desa Pangkalan Jambi ini merupakan salah satu bukti kekompakan dan kerjasama berjalan baik kalangan di Desa Pangkalan Jambi.
“Khususnya para pemuda-pemudi, masyarakat nelayan, pemerintah Desa Pangkalan Jambi serta PT. Pertamina RU II Sei Pakning yang telah membuat terobosan luar biasa dan kreatif yang patut kita dukung bersama,” katanya.
Ia mengharapkan, keberadaan hutan mangrove Desa Pangkalan Jambi ini selain sebagai ekowisata baru bagi masyarakat Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau, juga bisa dimanfaatkan sebagai pusat konservasi, peningkatan kesadaran lingkungan serta pendukung penelitian dan peningkatan ekonomi masyarakat dan pendapatan desa.
Selain itu, Syahrial Abdi juga mengpresiasi, kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bengkalis yang telah membangun kerjasama dengan PT Pertamina RU II Sungai Pakning, terutama terkait program yang telah berjalan seperti di Desa Pangkalan Jambi. Tambah lagi program tersebut terkait kemajuan generasi penerus kedepan.
“kita lihat bertemakan Bengkalis Membaca dengan motto ‘Generasi Membaca Generasi Keren’ itu sangat luar biasa. Apa lagi hal itu ditaja melalui kegiatan lomba yang bisa menggali kreatif generasi,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Riau H Syamsuar menyampaikan, la juga mengapresiasi atas upaya dan dukungan semua pihak dalam melakukan pemanfaatan mangrove sebagai ekowisata baru di Kabupaten Bengkalis. Sehingga diharapkan kedepan program ini bisa terus dikembangkan dengan baik sebagaimana mestinya.
“Ekowisata Mangrove ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, serta peningkatan PAD Desa. Apa lagi dalam Ekowisata mangrove ini juga dilakukan pembudidayaan ikan nila serta ketam,” Ujarnya.
Satu lagi kelebihan yang ada pada Ekowisata ini, sambung Gubernur Riau adanya upaya pembuatan pemecah gelombang dalam upaya mengurangi dampak abrasi pantai melalui pemancangan tiang nibung. “Ini merupakan pekerjaan yang memang bisa kita tiru jika memang bahan baku nibungnya masih banyak karena dapat mengefesiensi anggaran,” tuturnya.