JAKARTA, MitraNews.co – Ketum PSSI Mochamad Iriawan menjawab polemik penghapusan degradasi Shopee Liga 1 2020. Wacana itu dipertanyakan dan diduga melanggar statuta PSSI sendiri.
Sejumlah pengamat mengatakan bahwa ditiadakannya degradasi menurunkan nilai kompetisi dan menjadi rawan pengaturan skor. Rencana ini juga diduga melanggar statuta PSSI pasal 27 tentang hak suara dalam Kongres.
Iriawan menjawab hal itu dengan alasan asas keadilan buat tim-tim dari luar Jawa. Ia mengacu ke rencana PSSI yang ingin kompetisi terpusat di Jawa.
Selain itu, PSSI juga terinspirasi dari Jepang yang juga menerapkan aturan serupa. Federasi sepakbola Jepang, JFA, memutuskan menghapus sistem degradasi untuk J1 League dan J2 League.
“Mengapa tidak ada degradasi? Kami kasihan nanti jika ada tim yang berasal dari daerah terdampak COVID-19 dan tidak maksimal mainnya. Nanti tim tersebut turun kasta,” kata Mochamad Iriawan dikutip dari Antara.
“Keputusan itu kami ambil setelah melihat dari kompetisi negara-negara lainnya seperti Jepang dan lainnya,” ujarnya menambahkan.
“Walaupun ada yang memprotes itu tidak ada di statuta, tapi kami koordinasi dengan semua pihak dan berkaca dari sepakbola Jepang,” katanya lagi.
Rencana tersebut belum final karena belum diputuskan dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Belum diketahui kapan agenda penentu nasib kompetisi itu akan digelar.